Era Ekonomi Digital telah memicu peningkatan transaksi bisnis dan perdagangan. Untuk menguatkan Industri Dalam Negeri, Pemerintah Indonesia mensyaratkan penggunaan sebesar-besarnya Produk Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang nilainya lebih dari Rp. 2000 Triliun serta Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Kabupaten dan Kota se Indonesia yang mencapai lebih dari Rp. 750 T merupakan peluang bagi dunia usaha untuk mendapatkan proyek dan pekerjaan dari sektor pemerintah. Dari sektor energi, khususnya minyak dan gas, nilai Belanja Modal (CAPEX) per tahun yang juga sangat besar, membuka kesempatan bagi para pelaku bisnis untuk mendapatkan pekerjaan.
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah nilai isian dalam persentase dari komponen produksi dalam negeri termasuk biaya pengangkutannya yang ditawarkan dalam daftar penawaran harga barang maupun jasa. TKDN digunakan salah satunya untuk proyek-proyek Engineering Procurement & Construction (EPC), karena untuk pengadaan (Procurement), banyak mesin dan alat-alat yang bahan bakunya masih berasal dari luar negeri tapi perakitannya dilakukan di dalam negeri, sementara Pemerintah berharap, untuk proyek-2 yang akan dilaksanakan, lebih banyak menggunakan bahan dan jasa dari dalam negeri. Untuk itu, maka penilaian penawaran peserta pengadaan barang / jasa tidak hanya dari segi teknis dan harga tapi juga dari tingkat komponen dalam negeri yang dikandung oleh barang maupun jasa yang ditawarkan.
TKDN merupakan salah satu preferensi dalam menentukan pemenang dalam proses pengadaan barang / jasa di lingkungan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan SKK Migas, serta perusahaan sektor turunannya. Setiap perusahaan dituntut kemampuannya untuk senantiasa mengadaptasi perobahan tuntutan lingkungan strategis di atas. Khusus dalam bidang industri manufaktur, setiap perusahaan didorong pemerintah terus meningkatkan penggunaan Komponen Dalam Negeri. Pemerintah memberikan insentif terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu yang dimasukkan dalam proses produksi pada pelbagai jenis industri.
TUJUAN PELATIHAN TKDN
MATERI PELATIHAN TKDN
Dalam era perdagangan global sekarang ini arus barang masuk dan keluar sangatlah cepat. Untuk memperlancar urusan bisnisnya, para pengusaha dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor dan impor, baik dari kepabeanan, shipping maupun perbankan, yang semuanya ini saling berkaitan dan selama ini sering terjadi permasalahan dilapangan. Salah satu kunci /cara untuk bisa memanage permasalahan diatas adalah dengan mengikuti program yang kami beri tema Import Management, Shipping and Customs
Pelatihan ini khusus diberikan, didisain dan dikembangkan bagi para eksekutif ekspor impor untuk memberikan keterampilan pemahaman yang mendalam mengenai prosedur ekspor impor secara terpadu baik dari sisi Kepabeanan, Shipping dan Perbankan. Di akhir pelatihan, peserta akan semakin merasakan manfaat pelatihan dengan diberikan latihan pengisian dokumen ekspor – impor dengan benar serta permasalahan – permasalahan yang selama ini sering dialami dilapangan terutama yang berkaitan dgn Bea Cukai, Shipping Company dan Banking.
Siapa yang perlu mengikuti :
Eksekutif, supervisor, senior staf dibidang ekspor impor dari perusahaan - perusahaan yang melakukan ekspor impor, Perusahaaan Niaga / Industri / Pertambangan / Otomotif, BUMN dan Swasta, Bank BUMN, Swasta Nasional dan Asing, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Pelayaran, dll.
Module Training :
Perdagangan Internasional
SYARAT PENYERAHAN BARANG INCOTERM 2020
SHIPPING AND TRANSPORTATION
PORT ACTIVITIY MANAGEMENT
Transport Document,
MODUL CEISA EKSPOR IMPOR
PUNGUTAN PABEAN
PERUBAHAN HS CODE BTKI 2017 ( No.6/PMK.010/2017) menjadi BTKI 2022(No.26/PMK.010/2022)
CERTIFICATE OF ORIGIN DAN FREE TRADE AGREEMENT
PORTAL INSW, LARANGAN PEMBATASAN EKSPOR IMPOR, dan LARTAS POST BORDER
Apakah manajemen mutu total (TQM) itu? Manajemen mutu total (TQM) adalah proses yang berorientasi pada pelanggan yang bertujuan untuk perbaikan berkelanjutan operasi bisnis. Memastikan bahwa semua karyawan dan pekerjaan mereka selaras dengan tujuan bersama untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan, menunjukkan peningkatan dan perbaikan berkelanjutan melalui umpan balik berkelanjutan. Dukungan dan komitmen yang kuat dari manajemen merupakan faktor dan prinsip utama yang dapat memengaruhi keberhasilan penerapan sistem TQM dalam organisasi. Seluruh proses penerapan sistem TQM dibagi menjadi beberapa fase, yaitu fase perencanaan, fase pelaksanaan, fase pemeriksaan, dan fase tindakan.
Keberlangsungan suatu bisnis sangat bergantung pada seberapa baik sistem yang dibangun dalam perusahaan dapat mendorong seluruh karyawannya melakukan Continuous Improvement (Kaizen) untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Total Quality Management (TQM) merupakan sistem manajemen yang mengintegrasikan sistem, proses dan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan untuk menghasilkan jasa atau produk yang berkualitas sesuai harapan pelanggan secara konsisten. Kunci keberhasilan TQM terletak pada bagaimana menyelaraskan visi, misi dan sasaran perusahaan agar dapat dijalankan dengan konsisten hingga ke operasional, dengan melibatkan seluruh karyawan melakukan continuous improvement (Kaizen)
Tujuan utama dari Pelatihan Manajemen Mutu Total (TQM) ini adalah untuk memberdayakan para profesional dengan pengetahuan dan informasi terperinci tentang manajemen mutu total, keterampilan, pemahaman, dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk ikut serta dan memainkan peran penting dalam penerapan sistem manajemen mutu total dalam organisasi, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan dan kemajuan karier kepercayaan diri dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melatih para profesional lain tentang manajemen mutu total, kemampuan dan pengetahuan untuk berkontribusi pada pertumbuhan dan pengembangan organisasi dengan memberikan mutu yang lebih baik, mengikuti persyaratan klien, kepercayaan diri, pengalaman, dan pemahaman untuk memeriksa proses dan prosedur yang ada yang diikuti dalam organisasi untuk kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan dan menyarankan perubahan jika diperlukan keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan alat dan konsep canggih untuk menyiapkan sistem manajemen mutu total dalam organisasi, pengetahuan, kepercayaan diri, dan pengalaman untuk bekerja di organisasi atau industri mana pun dalam peran terkait manajemen mutu, sehingga meningkatkan peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan karier.
Course Outline
METODE TRAINING:
Efisiensi biaya, kemampuan untuk berinovasi, dan nilai kepada pelanggan salah satunya berasal dari bagaimana cara melakuakan proses pengaturan procurement dan bagaimana menjaga hubungan dengan supplier. Dalam prakteknya dalam proses procurement seringkali timbul permasalahan dalam proses pelaksanaannya, mulai dari perencanaan yang tidak terintegrasi, perubahan harga dan pasokan tersedia, seleksi supplier yang mengundang potensi fraud, miskomunikasi, hingga Vendor/Supplier yang wan prestasi terhadap order & kontrak.
Tujuan dari training ini adalah untuk memberikan knowledge tetang prinsip-prinsip utama dan teori manajemen pembelian dan perannya dalam organisasi tertentu. Termasuk dalam konteks yang lebih luas dari jaringan pasokan kompleks global, dapat membantu organisasi perusahaan dalam mengatasi tantangan kompetisi, dan berkontribusi dalam mendukung pengembangan organisasi perusahaan dalam sekala makro.
Dengan pelatihan procurement purchasing ini, maka peserta dapat memahami prinsip, teori, dan praktik manajemen procurement dan pasokan yang sudah mapan, evaluasi secara kritis, dan hubungkan ke berbagai aspek kinerja, memahami peran pembelian dan manajemen pasokan dalam organisasi, dan juga terhadap proses manajemen rantai pasokan lainnya, memahami dan menjelaskan proses manajemen pembelian, strategi pasokan, dan hubungan pemasok dalam berbagai konteks, menganalisis dan menilai secara kritis semua kekuatan strategi pasokan.
MANFAAT PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan memiliki kemampuan untuk:
METODE PELATIHAN
Class presentation, discussion, study analysis
TARGET PESERTA
Para Profesional di bidang:
Outline:
A. OVERVIEW PROCUREMENT MANAGEMENT
B. PERANAN PROCUREMENT DALAM ORGANISASI DAN SUPPLY CHAIN
C. PROCUREMENT STRATEGY GUIDANCE
D. Procurement administration process
E. SUPPLIER RELATIONSHIP MANAGEMENT VENDOR SELECTION AND EVALUATION STRATEGY
F. PROCUREMENT RISK MANAGEMENT
Salah satu faktor keberhasilan industri Jepang dan industri kelas dunia adalah penerapan Total Quality Management (TQM) secara efektif dengan pembentukan Small Group Activity (SGA) atau disebut juga Quality Circle (QC). Karena keberhasilan ini, sejumlah industri negara maju dan sedang berkembang termasuk Indonesia, menerapkan TQM dengan membentuk SGA untuk meningkatkan mutu, produktivitas dan daya saing menuju World Class Manufacturing/Services.
Konsep dalam PDCA (Plan-Do-Check_-Act) melihat bahwa proses yang terjadi dalam suatu aktivitas yang bermutu, misalkan aktivitas bisnis merupakan suatu lingkaran yang terdiri dari empat buah langkah. Training ini akan membahas mengenai penggunaan metode PDCA pada suatu proses aktivitas di perusahaan, disertai dengan studi kasus di lapangan.
Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam perusahaan dengan goal untuk melakukan peningkatan yang berkelanjutan bagi perusahaan tersebut. Gugus Kendali Mutu merupakan salah satu sarana efektif perusahaan untuk mengikutsertakan seluruh staffnya dalam suatu kegiatan yang bertujuan meningkatkan kinerja Perusahaan pada umumnya.
Dalam prakteknya perusahaan sering lebih memperhatikan manajemen operasional saja namun kurang memperhatikan sumber daya manusia yang berada di lapangan. Padahal, SDM lapangan inilah yang banyak mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan dan bahka mereka pula yang sering menyelesaikannya.
TUJUAN TRAINING GUGUS KENDALI MUTU (GKM) & PDCA DELTA
Peserta memahami tentang berbagai hal untuk merencanakan, mengoperasikan dan mengevaluasi SGA agar kinerja perusahaan meningkat Menuju World Class Manufacturing/ Services. Peserta diharapkan mampu untuk memahami proses Quality Control di perusahaan. Peserta dapat memahami bagaimana pengaplikasian metode PDCA dalam aktivitas bisnis.
MATERI TRAINING GUGUS KENDALI MUTU (GKM) & PDCA DELTA
METODE TRAINING:
Tetapi seringkali implementasi dari CI mengalami kendala. Salah satunya adalah tentang bagaimana methodology dari implementasi CI itu sendiri yang sering membingungkan para pelaksana CI. Selain itu yang tidak kalah krusialnya adalah tentang approval dari Management untuk menyetujui pelaksanaan suatu improvement. Karena bagaimanapun juga kegiatan improvement akan mengeluarkan biaya yang terkadang masih dipandang menjadi suatu beban oleh manajemen.
Tool / Format A3 akan bisa menjawab permasalahan diatas yang sering dialami ketika CI diimplementasikan. Tool A3 sendiri adalah format kertas berukuran A3 yang digunakan untuk memudahkan melihat secara visual rencana pelaksanaan CI. Terutama sangat berguna bagi jajaran Top Management untuk melihat rencana pelaksanaan CI serta melihat target Impact yang akan di dapatkan sehingga memudahkan untuk memberikan Approval pelaksanaan CI. Format A3 akan membimbing implementasi CI dengan metodologi yang terstruktur, tema dan background yang jelas. Observasi masalah dan problem solving dengan menggunakan tools problem
solving yang tepat serta time frame pelaksanaannya. Target setting juga akan dapat dengan mudah dilihat pada format A3 ini.
Banyak masalah yang menghambat pencapaian target perusahaan, namun kesulitan menentukan mana yang prioritas, dan memberikan dampak signifikan bagi perusahaan. Karyawan cenderung akan menyelesaikan masalah yang mudah terlebih dahulu, namun belum tentu berdampak besar bagi kemudahan kerja dan penyelesaian masalah perusahaan keseluruhan .
Program pemecahan masalah dengan metode PDCA (Plan– Do – Check – Action), sudah terbukti memberikan dampak positif di banyak perusahaan besar seperti Toyota, Honda, Bank BCA, Indofood, Astra Group dan lain-lain. Program pemecahan ini menekankan pada proses identifikasi masalah prioritas yang terukur dan signifikan, identifikasi akar penyebab masalah yang tajam dan SMART, Identifikasi solusi yang menekankan pada “low Cost but High Impact” melalui creative & innovative thinking, serta standarisasi proses dan hasil agar hasil perbaikan menjadi standar perusahaan.
Objektif Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan ini, Anda diharapkan mampu :
CAKUPAN MATERI TRAINING:
Materi Training
METODE TRAINING:
SYLLABUS OUTLINE:
A. Konsep HPS/OE & Penyusunan Spesifikasi Produk
B. Penyusunan Spesifikasi Manajemen Proyek, Jasa Konsultan, & Layanan Jasa
C. Metode Survey Harga
D. Analisa Biaya Investasi & Umur Ekonomis Kepemilikan
E. Analisa Komponen Biaya dalam Penawaran Supplier/Vendor
F. Simulasi Penyusunan HPS/OE Pengadaan Aset & Investasi
G. Simulasi Penyusunan HPS/OE Manajemen Proyek, Jasa Konsultan, & Layanan Jasa
H. Dokumen Rencana Kerja & Syarat-Syarat (RKS)
I. Pengadaan Internasional
Suatu proses Supply Chain secara aliran adalah jaringan pemasok, manufaktur, perakitan, distribusi, dan fasilitas logistik yang melakukan fungsi procurement material, lalu merubah material tersebut ke dalam produk setengah jadi maupun produk siap pakai, dan didistribusikan produk-produk tersebut kepada Customer. Manajemen Supply Chain adalah pendekatan sistem untuk mengelola seluruh arus informasi, material, dan kas dari pemasok bahan baku melalui pabrik-pabrik dan gudang ke konsumen akhir. SCM telah muncul sebagai solusi untuk kemampuan produktivitas dan daya saing manufaktur. Dengan SCM maka perusahaan dapat mendesain dan mengelola proses-proses yang melintasi batas-batas organisasi dengan tujuan untuk menyesuaikan penawaran dan permintaan dalam cara yang paling efektif dan costly.
Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, penting bagi perusahaan untuk mengelola logistik mereka secara profesional. Profesionalisme dalam logistic management bukan sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan. Hal ini karena efisiensi dalam rantai pasokan dan pengiriman produk memiliki dampak langsung terhadap kepuasan pelanggan. Dalam persaingan bisnis global yang ketat, kepuasan pelanggan adalah segala-galanya.
Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, penting bagi perusahaan untuk mengelola logistik mereka secara profesional. Profesionalisme dalam logistic management bukan sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan. Hal ini karena efisiensi dalam rantai pasokan dan pengiriman produk memiliki dampak langsung terhadap kepuasan pelanggan. Dalam persaingan bisnis global yang ketat, kepuasan pelanggan adalah segala-galanya.
Perusahaan yang mampu mengelola logistik mereka dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Mereka dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan waktu pengiriman, dan memberikan layanan pelanggan yang lebih baik. Kesadaran akan pentingnya profesionalisme dalam logistic management ini harus diterapkan di semua tingkatan organisasi, dari tingkat eksekutif hingga tingkat operasional.
TUJUAN
Siapa yang harus hadir pada Training ini :
Logistics /Supply Chain Manager, Purchasing Manager, Warehousing Manager, Distribution Manager, Logistics Planner, Production manager, Production Planner, Marketing Manager dan semua posisi yang erat kaitannya dengan manajemen logistik serta siapa saja yang ingin mengetahui perkembangan terakhir Supply Chain Management.
Outline
FASILITATOR: SUTOMO ASNGADI, SS, MM, CPPP, CPCM, CLSCP, MPM